Sabtu, 07 Desember 2019

PROFILE : KISAH PENAMBANG JBS


Siang itu, matahari tepat di atas ubun-ubun. Suhu panasnya maksimal, persis seperti teori-teori yang disampaikan bapak ibu guru waktu disekolahan, bahwa panas dapat merembes melalui radiasi cahaya. Suhu panas lebih disempurnakan dengan angin yang ikut membawa debu yang beterbangan sebagai efek dari semakin berkurangnya sumber air bagi water truck, yang bertugas untuk “sedikit” mengurangi hempasan debu melalui penyiraman.

Di lapangan, suara Excavator yang melakukan ORE getting serta raungan suara Dump Truck pada tanjakan jalan hauling, serta terkadang terdengar juga tumbukan breaker pada permukaan Quarry telah berubah menjadi hentakan alunan musik. Teriakan-teriakan para pengawas lewat komunikasi radio sebagai penyanyinya yang tentu saja jelas sangat jauh dari kata merdu dan mendayu-dayu.

Di Office, tampak para admin yang bekerja tanpa sepatah kata. Sibuk dengan alam pikiran masing-masing tentang kapan laporan mereka selesai dan menghasilkan laporan yang akurat dan zero mistaken. Menyiapkan semua keperluan dan kelengkapan crew, agar selalu comply dengan SMKP serta prinsip-prinsip Safety First. Sesekali juga terdengar panggilan “…office…office monitor?” Itu pertanda pengawas diujung sana meminta bantuan sebagai repeater, bila ada kendala komunikasi diantara para pengawas.
Yah begitulah, sekelumit etalase kehidupan di Site Morombo, lokasi dimana PT Jaya Bersama Sahabat bertindak sebagai Main Contractor, yang penuh suka dan sedikit duka. Setiap insan JBS telah paham betul akan kondisi kerja yang ada dan menjadikannya sebagai tantangan untuk menjadikannya lebih kuat.

Buat yang belum copy, berikut beberapa kondisi yang harus dihadapi oleh para pekerja tambang :
Pertama, menikmati hari demi hari jauh dengan orang yang disayangi.
Kedua, bekerja dibawah resiko safety dan senantiasa harus was-was.

Ketiga, karena akses dan jarak serta pengaruh roster maka sering tidak menghadiri event-event keluarga.
Keempat, mudah dirundung kejenuhan oleh karena tidak adanya signal HP, Mall dan pusat keramaian lainnya. Jalan satu-satunya untuk mengobati rasa jenuh adalah Bekerja, Olahraga dan Tidur.
Kelima, perhatian terhadap keluarga (anak) tidak optimal, peluang renggangnya rumah tangga terbuka lebar. Untuk itu quality time mutlak diperlukan.
Keenam, tidak hanya beban psikologis dan beban psikis, tapi kebutuhan biologis pun harus siap tergadaikan.
Ketujuh, tidak berlaku penanggalan romawi, hijriah dan penanggalan china terkait dengan tanggal merah, semua tanggal berwarna hitam. Karena tanggal roster yang berlaku.

Guys yang di site membaca ini mungkin seolah-olah membaca catatan hariannya sendiri. Tapi untuk Guys yang belum copy, mungkin catatan ini bisa jadi bahan pertimbangan saat akan memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan tambang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar