Para nelayan di negara Jepang selalu ingin tangkapan ikannya dapat terjual masih dalam
kondisi segar. Seorang nelayan akan pergi berlayar untuk
menangkap ikan ke lautan lepas selama beberapa hari kemudian baru kembali ke
darat untuk menjual hasil tangkapannya.
Suatu
ketika, seperti biasa para nelayan yang telah ditunggu-tunggu kedatangannya
oleh warga sekitar yang ingin membeli ikan darinya kembali ke darat. Warga yang
tidak sabar lalu menyerbu para nelayan tersebut, namun sangat disayangkan hasil
tangkapan ikan hari itu kondisinya sudah mati sedangkan warga ingin membeli
ikan dalam kondisi segar.
Alhasil
penjualan ikan di hari itu tidak laku dan para nelayan berpikir keras bagaimana
caranya agar ikan hasil tangkapannya bisa diterima oleh warga.
Kemudian mereka
mendapat ide yaitu dengan memasukkan ikan-ikan mati tersebut ke dalam freezer. Dengan penuh
harapan, para nelayan kembali ke darat dan menawarkan ikan yang di dalam freezer tersebut, tapi
warga kembali enggan membeli ikan tersebut dengan alasan ikan sudah mati
meskipun sudah dimasukkan ke dalam freezer kondisinya
tidak sesegar ketika masih hidup.
Kemudian para nelayan pun mencari cara kembali agar warga mau
membeli ikan hasil tangkapan mereka dalam kondisi masih hidup. Didapatkanlah
sebuah ide yaitu memasukkan ikan-ikan ke dalam sebuah tong kecil yang diisi
air, dengan harapan ikan-ikan akan tetap hidup setelah kembalinya ke darat.
Kembali dengan rasa semangat para nelayan berteriak lantang
kepada warga, “Hai warga, kali ini aku telah berhasil membawa ikan dalam
kondisi masih hidup, apa kalian masih tidak ingin membelinya”. Tapi apa yang
terjadi, warga kembali menolak ikan yang masih hidup tersebut dengan alasan
“Mana mungkin aku percaya bahwa ikan ini masih segar sedangkan kondisi ikan
sudah lemas dan tak bergerak lincah”.
Akhirnya dengan penuh kekecewaan para nelayan kembali melaut
sambil terus memikirkan strategi bagaimana cara ikan bisa hidup tapi masih
dalam kondisi segar.
Lalu seorang nelayan mempunyai gagasan dengan cara
memasukkan ikan hiu kecil ke dalam tong yang berisi ikan-ikan hasil tangkapan
tersebut.
Apa yang
terjadi kali ini ? Warga kemudian menyukai ikan-ikan tersebut karena mereka
bergerak lincah kesana-kemari saling berkejar-kejaran dengan anak hiu yang
telah dimasukkan agar tidak dimangsa dan dapat mempertahankan hidup.
Kesimpulan
Terkadang
dalam kehidupan pun kita memerlukan “ikan hiu kecil” untuk membuat kita terus
bergerak karena diam adalah mati. Apa yang membuat kita diam? Ketika kita tidak
mempunyai masalah dan berada pada “zona nyaman” yang membuat diri kita terlena
dengan segala kenyamanan.
Bukan
berarti kita harus mencari masalah dalam hidup, namun kita menjadi cenderung
lebih lengah dalam situasi nyaman tersebut, saking nyamannya, sampai-sampai
kita seolah seperti “mati” secara perlahan.
Lalu apa yang membuat kita hidup
terus bergerak dan berkembang seperti layaknya ikan dalam kisah tadi?
Jawabannya adalah “masalah”.
Ya,
dengan masalah ditambah tekanan dalam hidup yang diberikan oleh Allah SWT,
ketika itu juga naluri kita bergerak secara otomatis untuk mencari solusi dari
masalah itu. Disaat terburuk seperti itu, kita akan mempunyai banyak waktu dan
pikiran untuk mengingat Allah dan berdoa hanya kepada-Nya.
Oleh
karena itu, kita harus mensyukuri karena terdapat “hiu-hiu kecil” yang hadir dalam hidup kita.
Jangan pernah mengeluh karena suatu saat hiu kecil ini akan membawa kita menuju
kebahagiaan yang kekal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar