Menjadi Benar itu penting, namun Merasa Paling Benar itu tidak baik. Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, bukan Merasa Benar.
Perbedaan Orang Benar dan Orang Yg Merasa Benar :
Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adlh yg paling benar. Sebaliknya orang yg merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling benar.
Orang Benar, bisa menyadari kesalahannya. Sedangkan Orang Yang Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.
Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati. Tetapi Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung Tinggi Hati.
Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil. Orang Yg Merasa Benar, Hatinya Keras. Ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.
Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian. Orang Yg Merasa Benar : berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan/pedulikan perasaan orang lain.
Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang. Sedangkan orang yg Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit, dan yg sepemikiran dgnnya, atau mereka yg hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.
Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.
Untuk mengerti BAHWA diri kita BENAR maka modal dasarnya adalah PAHAM ILMUNYA.
Untuk paham ilmu..maka harus teliti, cermat dan mengasah otak dengan keseriusan tinggi bukan hanya TERIMA SUDAH MASAK.
Ada berapa tingkatan bagaimana yang disebut PAHAM.
Perhatikan baik baik hal berikut :
" Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.
Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul pemahaman yang benar.
Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.
Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya..."
"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa gak terbalik ?"
Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yang disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.
Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana pun angin bertiup, sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.
"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."
"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya.."
"Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. Jadi klu ada orang merasa sudah tau segalanya berarti tidak tau apa-apa. Dan seperti awal bahasan diatas bahwa jangan merasa yakin diri benar sedang ilmunya belum paham karena banyak hal yang belum di gali.
"Diatas langit masih ada langit"
jangan pernah tersirat secuil kesombongan dan riya dalam hati sedang masih banyak orang kita lihat seperti biasa namun ilmunya jauh lebih tinggi dan punya pengalaman luas yang tidak penah kita alami.
Jadi tetaplah mencermati apa yang disampaikan orang lain karena belum tentu kita mengerti dan kita pelajari dengan teliti.
" INTROSPEKSI DIRI LEBIH SERING AKAN LEBIH BAIK "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar