Senin, 24 Februari 2020

KUNJUNGAN KE RENCANA LOKASI II PT JAYA BERSAMA SAHABAT


Hi JBS  guys…

Senin, tanggal 23 Februari 2020 sekitar pukul 08:15 waktu Morombo dan sekitarnya, dipimpin oleh Bapak La Ode Sahrulan (Direktur Utama PT Jaya Bersama Sahabat), Tim bergerak menuju Rencana Lokasi II PT Jaya Bersama Sahabat di wilayah IUP WMB.

Jarak tempuh gak terlalu jauh karena melalui jalan pintas yang langsung tembus ke lokasi II tersebut. Tiba di lokasi disambut dengan cuaca yang amat bersahabat, nggak panas dan cenderung agak mendung.

Kunjungan dimulai pada sisi Timur dari lokasi IUP. Tampak disisi ini adanya bukaan tanah yang dilakukan oleh entah siapa yang kesannya terburu-buru. Mengapa? Karena jika dilakukan oleh penambang sejati, tidak akan seurakan dan kacau begitu. Banyak meninggalkan lubang disana-sini, dan ditinggalkan begitu saja tanpa perencanaan.

Perjalanan lalu dilanjutkan pada sisi lain, juga tampak hal dan kondisi yang sama. Lubang bekas galian disana sini dan kesannya ugal-ugalan. Sisi terbaiknya adalah PT JBS telah dibantu untuk mengurangi OB sehingga kelak SR tidak terlalu besar lagi.

Peninjauan dilanjutkan ke sisi Utara, yang merupakan sisi depan dari lokasi II yang dimaksud. Kali ini mata dimanjakan dengan pemandangan indah kearah pantai, rasa penat dan letih pun sirna seketika. Luluh Bersama semilir angin sepoi-sepoi dari arah pantai yang berbaur dengan udara segar dari arah pegunungan.


Setelah Tim berkeliling melihat beberapa titik, perjalanan pun berakhir dan kembali ke Mess Morombo. Mari kita doakan ya guys, semoga rencana-rencana pengembangan yang digagas oleh Manajemen dan BOD PT JBS dapat terlaksana dengan kendala yang seminimal mungkin.

Penulis yakin, dengan kebersamaan yang senantiasa terjalin sangat baik selama ini semua harapan dan asa bukanlah hal yang mustahil untuk dapat terlaksana.


Keep moving forward ya guys…

Selasa, 18 Februari 2020

OPINI : BELAJAR DARI FILM AMERICAN FACTORY

Oleh :
Denny Siregar
Baru saja saya menonton film dokumenter berjudul "American Factory".

Film ini berkisah tentang nasib para pegawai General Motors yang nganggur karena pabriknya tutup. Puluhan ribu jumlahnya. GM tutup karena merugi. 

Pabrik kemudian dibeli oleh perusahaan pembuat kaca mobil dari China, bernama Fuyao inc. Harapan baru muncul karena ada investasi asing masuk dengan nilai 500 juta dollar. Tenaga kerja di Amerika pun kembali terserap.

Tapi disinilah masalahnya. Ternyata kultur kerja orang Amerika dan China sangat berbeda..

China menganggap orang Amerika terlalu santai bekerja, tidak memenuhi standar, banyak libur, penuntut dan pengeluh. Dan satu yang membuat China kesal adalah serikat pekerja yang merecoki perusahaan.

CEO Fuyao lalu mengajak beberapa orang eksekutif dari Amerika ke China. Disana dia diperlihatkan bagaimana orang China bekerja.

Disana, satu pekerja China bisa menghandle pekerjaan yang dilakukan dua orang Amerika. Mereka bekerja seperti tentara sedang perang. 

Pekerja China sengaja didatangkan dari jauh, tidak dari sekitar pabrik. Itu supaya mereka tidak terganggu masalah keluarga sakit, ada yang nikah, atau orangtua pengen ketemu yang menyebabkan pekerja China harus ambil cuti.

Pekerja China hanya libur seminggu sekali dan pulang kampung setahun sekali. Selebihnya mereka kerja, menjaga perusahaan tidak rugi karena kalau perusahaan bangkrut, mereka dan keluarga mereka tidak makan.

Pekerja Amerika ternyata mirip dengan pekerja Indonesia. Cuti dan liburnya banyak, pengeluh, penuntut, kualitasnya rendah, dan lebih sibuk gabung dengan serikat pekerja yang mempolitisasi mereka.

Inilah yang membuat China agak malas investasi di Indonesia. Belum UMR yang tinggi, yang tidak sesuai dengan tingginya kinerja. Mau tidak mau China harus jadi rujukan investasi, karena mereka sekarang sedang punya uang. Mau masukin pekerja dari China, entar dituduh Chinaisasi.

Karena itulah, untuk menarik investasi asing - khususnya China - disini, pemerintah sedang menyiapkan RUU Omnibus Law khusus lapangan kerja. Dalam RUU itu, pemerintah akan menghapuskan "cuti khusus" yang biasanya mengganggu investor.

Cuti khusus ini biasanya dinikmati pekerja Indonesia, mulai dari izin tak masuk haid hari pertama, menikah, menikahkan anak membaptis anak, istri keguguran, sampe cuti kalo ada keluarga yang meninggal dunia.

Belum kalau ada kegiatan keagamaan..

Kebanyakan cuti khusus, pekerjaan jadi lamban. Dan yang namanya investor tidak mau rugi. Daripada investasi di Indonesia yang sibuk dengan serikat pekerja yang selalu menuntut ini itu, mendingan mereka buka di Vietnam atau Thailand.

Bagaimana seandainya serikat pekerja menolak RUU Omnibus Law khusus pekerja itu ?

Film American Factory yang baru saja menang Oscar dan dikerjakan oleh Barrack Obama itu, punya jawaban. China akhirnya mau investasi asal mereka boleh mengganti pekerja dengan robot, yang menurut mereka lebih punya standarisasi lebih jelas dan tidak ribut.

Yang rugi akhirnya para pekerja yang sering nuntut itu. Mereka kembali menganggur dan bertahan hidup dari musim dingin yang ganas. Ya gimana bisa kerja, ga ada perusahaan yang mau rugi karena sibuk memikirkan keinginan pegawainya.

Film American Factory meski lokasinya terjadi di Amerika, bisa jadi adalah wajah Indonesia ke depan kalau kita tidak segera memperbaiki apa yang sudah terjadi..


Keep spirit and Still Moving Forward guys...

Senin, 17 Februari 2020

KISAH : SAHABAT adalah (seperti) SAUDARA sendiri

Mus’ab bin Umair berjalan di muka masjid mengenakan pakaian yang sarat tambalan. Di masjid, Rasulullah dan para sahabat melihat. Badan Mus’ab terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Air mata Rasul menggenang di pelupuk matanya, membayangkan penderitaan yang dialami sahabatnya itu.

Rasul tahu persis kehidupan Mus’ab pada masa lalu. Ketika belum memeluk Islam, Mus’ab tinggal bersama orang tuanya dengan gelimang harta dan diselimuti kehidupan yang menyenangkan. Makanan dan minuman enak selalu tersaji dan hiasan mewah dengan harga selangit melekat pada tubuhnya.

Namun demi kebenaran Islam, Mus’ab rela menanggalkan itu semua. Menggapai cinta Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah merasakan kepapaan yang dirasakan sahabatnya. Beliau berempati. Menurut Sopian Muhammad dalam Manajemen Cinta Sang Nabi, bagi Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya seperti saudaranya sendiri.

Muhammad selalu dekat dengan mereka dan sangat peka sehingga memahami serta merasakan kondisi yang dialami para sahabatnya itu. Kesedihan segera menghambur ke dalam lubuk hatinya pada saat menyaksikan atau mendengar sahabatnya tertimpa musibah. Air matanya mudah sekali mengalir.

Pada sebuah kesempatan, Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Rasul yang menangis karena sejumlah sahabatnya meninggal dunia di medan jihad. Wahai Rasulullah, engkau menangis? Beliau menjawab, Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah SWT letakkan di hati hamba-hamba-Nya.

Hamba-hamba yang dikasihi Allah, jelas dia, hanyalah mereka yang mempunyai rasa kasih sayang. Demikian kisah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Menilik hal ini, cendekiawan Muslim Ibnul Qayyim mengatakan, jiwa yang mulia tak rela terhadap kezaliman, kekejian, dan khianat.

Empati yang diungkapkan Rasul dalam interaksi dengan para sahabatnya mengesankan mereka. Sahabat-sahabat bahkan mengambil pelajaran dan mempraktikkan sifat mulia itu dalam kehidupannya. Mereka ikut merasakan kepedihan dan sukacita yang dirasakan orang lain. Lebih dari itu, siap berkorban.

Abu Sufyan memberi tawaran untuk Zaid bin Datsinah sebelum nyawanya melayang. Zaid, sukakah kau kalau Muhammad menggantikan posisimu, sedangkan kau berada di tengah keluargamu? Dengan tegas, ia menukas, Demi Allah, aku tidak akan rela kalau Muhammad tertusuk duri di tempatnya sekarang, sedang aku berada di tengah keluargaku.

Mendengar jawaban itu, Abu Sufyan mengatakan, dia tidak mengetahui ada cinta yang mungkin melebihi kecintaan sahabat Muhammad terhadap dirinya. Dalam peristiwa lain, Bilal tak gentar menghadapi ajal. Ia mengungkapkan kegembiraan di tengah kesedihan istrinya menghadapi keadaan Bilal yang menghitung waktu menunggu kematian.

Sang istri mengatakan, alangkah sedih dirinya. Namun, Bilal berucap, Tidak, aku amat senang. Aku akan bertemu dengan Nabi Muhammad dan para sahabat. Mahmud al-Mishri dalam bukunya, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, ikut merasakan duka atau perasaan orang lain memiliki kedudukan agung.

Sikap ini berpengaruh dalam membina dan memantapkan hubungan antarsesama manusia, menumbuhkan tenggang rasa, dan menebarkan tali persaudaraan atas dasar cinta dan kasih sayang. Menurut al-Mishri, jangan sampai seorang Muslim membiarkan saudaranya berduka karena menghadapi sesuatu yang menyakitkan.

Sementara itu, Muslim tersebut bergembira tak menghiraukan penderitaan yang dirasakan saudaranya. Seorang Muslim akan merasa bahagia jika saudaranya bahagia, dan bersedih apabila saudaranya dirundung duka, katanya. Ini terjadi karena sesama Muslim itu adalah bersaudara.

Al-Mishri menyampaikan hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yaitu perumpamaan orang Mukmin dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, sekujur badan akan turut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.

Minggu, 16 Februari 2020

OPINI : ANTARA BENAR, MERASA PALING BENAR DAN MERASA PAHAM

TO THE POINT

Menjadi Benar itu penting, namun Merasa Paling Benar itu tidak baik. Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, bukan Merasa Benar.

Perbedaan Orang Benar dan Orang Yg Merasa Benar : 
Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adlh yg paling benar. Sebaliknya orang yg merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling benar.

Orang Benar, bisa menyadari kesalahannya. Sedangkan Orang Yang Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.

Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati. Tetapi Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung Tinggi Hati.

Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil. Orang Yg Merasa Benar, Hatinya Keras. Ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.

Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian. Orang Yg Merasa Benar : berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan/pedulikan perasaan orang lain.

Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang. Sedangkan orang yg Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit, dan yg sepemikiran dgnnya, atau mereka yg hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.

Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.

Untuk mengerti BAHWA diri kita BENAR maka modal dasarnya adalah PAHAM ILMUNYA.

Untuk paham ilmu..maka harus teliti, cermat dan mengasah otak dengan keseriusan tinggi bukan hanya TERIMA SUDAH MASAK.

Ada berapa tingkatan bagaimana yang disebut PAHAM.

Perhatikan baik baik hal berikut :

" Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.

Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul pemahaman yang benar.

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya..."

"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa gak terbalik ?"

Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yang disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana pun angin bertiup, sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.

"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."

"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya.."

"Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. Jadi klu ada orang merasa sudah tau segalanya berarti tidak tau apa-apa. Dan seperti awal bahasan diatas bahwa jangan merasa yakin diri benar sedang ilmunya belum paham karena banyak hal yang belum di gali.

"Diatas langit masih ada langit"

jangan pernah tersirat secuil kesombongan dan riya dalam hati sedang masih banyak orang kita lihat seperti biasa namun ilmunya jauh lebih tinggi dan punya pengalaman luas yang tidak penah kita alami.
Jadi tetaplah mencermati apa yang disampaikan orang lain karena belum tentu kita mengerti dan kita pelajari dengan teliti.

" INTROSPEKSI DIRI LEBIH SERING AKAN LEBIH BAIK "

Senin, 03 Februari 2020

MANAJEMEN : SIKAP PROFESIONAL

Hi JBS guys...

Kita sudah sering mendengar orang menyebutkan judul diatas bukan? Tapi tau gak sih makna sesungguhnya dari judul diatas?
Memang banyak pendapat terkait dengan sikap profesional. Sikap profesional dianggap mandatory etika yang harus dimiliki oleh setiap insan yang mengaku memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja.

Yuk kita lihat lebih dalam...

Mungkin JBS guys pernah ke tempat service TV? Penulis juga pernah. Saat itu Penulis ke tempat service yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Tiba disana disambut sama yang ahli servicenya. Tanya-tanya apa masalahnya, begitu disampaikan langsung menyebut jumlah biaya servicenya dan dimintakan biaya service didepan. Atau paling tidak ada DP atas biaya yang dibebankan tersebut. Ini kondisi pertama.

Pada kondisi ke-dua, Penulis pernah membawa barang elektronik lainnya untuk service di Service Centre khusus yang menangani merek barang elektronik tersebut. Begitu tiba dilayani oleh staff bagian pendaftaran, ditanyakan masalah terkait barang elektronik tersebut trus dicatat, semua kondisi saat masuk juga dicatat secara detail. Lalu dibuatkan tandaterima dan disampaikan akan dihubungi untuk disampaikan kerusakan, penyebab kerusakan, saran tindakan dan estimasi biaya. Penulis setuju, lalu pulang meninggalkan tempat.

Nah, dari 2 kondisi di atas yang mana menurut JBS guys menerapkan sikap profesional?

Dari 2 kondisi itu sudah dapat kita simpulkan bahwa sikap profesional itu mendahulukan kan Kewajiban sebelum Hak. Melaksanakan pekerjaannya secara berhati-hati dan menerapkan zero tolerance terhadap mistaken. Menjadikan keahliannya untuk melayani dengan baik seluruh pihak yang berhubungan dan membutuhkan keahliannya. Serta bergabung dengan asosiasi profesi terkait dengan keahliannya untuk senantiasa meningkatkan skill nya, karena dia percaya bahwa hanya pihak yang memiliki keahlian yang sama yang dapat menilai kadar skill yang dimilikinya.

Ya begitulah JBS guys. Sekarang kita bisa menilai seseorang itu profesional atau tidak, dengan cara mengamati apakah dia menerapkan hal-hal tersebut diatas secara keseluruhannya.








Keep to moving forward and BE PROFESSIONAL ya guys....