Kamis, 09 April 2020

OPINI : Covid lagi-lagi Covid


Oleh : Dahlan Iskan

Masih ada lagikah yang perlu Anda ketahui tentang Covid-19? 

Rasanya tidak ada lagi. Anda sudah menjadi ahli Covid-19 sekarang ini --lebih ahli dari dokter. Dokter hanya mau membaca yang masuk-masuk akal saja. Kita membaca apa pun yang ada di medsos --asal dikait-kaitkan dengan Covid-19.

Enough is enough.

Sudah waktunya berhenti mengikuti medsos --bahkan jangan lagi membaca DI’s Way. Tidak ada lagi yang perlu Anda ketahui lebih jauh tentang Covid-19. 

Saya bisa menduga --terhitung mulai hari ini-- siapa pun yang masih gila medsos berarti memang ingin gila beneran. Setidaknya ingin agar dirinya terkena penyakit depresi yang lebih dalam. Dan kalau depresi itu terjadi, Covid-19 lah yang horeee --termasuk cebonger dan kampreter.

Cukup.

Cukuplah.

Sudah waktunya move on. Banting stir.

Yang jualan sayur berhentilah ragu-ragu. Mulailah jualan sayur dengan cara baru. Yang lebih cocok dengan zaman virus. Ibu-ibu kan tidak mau lagi ke pasar. Waktunya Anda yang jadi pasar keliling.

Tukang-tukang cukur, belilah APD. Promosikan gaya cukur baru Anda dengan pakaian APD. Minggu depan ini rambut bapak-bapak sudah pada panjang serentak. 

Bikinlah kios cukur terbuka. Di bawah pohon. Dengan pakaian APD Anda, Anda memang kepanasan. Berpeluhan. Tapi bapak-bapak akan lebih senang cukur di bawah pohon. Dari pada di ruang salon yang ber-AC yang mencurigakan. Saya mau jadi yang orang yang pertama cukur di bawah pohon itu. Begitu rambut saya lebih panjang terasa lebih banyak putihnya.

Para pemilik hotel, berubahlah. Jadikan hotel Anda yang sepi sebagai tempat isolasi mandiri. Anda berikan jaminan kesterilannya. Anda latih karyawan hotel dengan prosedur baru --menjadi seperti perawat. Belilah APD untuk semua karyawan hotel.

Tawarkan ke orang-orang yang ingin isolasi mandiri. Terutama ketika para pembantu mereka pulang lebaran. Mereka akan merasa lebih aman di tempat isolasi. Kalau perlu Satpam hotel ikut patroli ke rumah orang yang pindah ke hotel. Dan mereka itu takut lagi ketika pembantu mereka kembali nanti. Para pembantu itu juga perlu diisolasi 14 hari. Sebelum kembali bekerja setelah lebaran nanti. 

Berundinglah sesama pengusaha hotel. Dengan moderator PHRI. Mana hotel yang ingin berubah sementara. Mungkin perlu juga berkoordinasi dengan pemda setempat. Siapa tahu ingin menunjuk beberapa hotel sebagai asrama sementara para juru rawat dan tenaga medis.

Para petani, mulailah menanam buah dan sayur. Tomat, cabai --cabai itu vitamin C-nya tinggi sekali, tapi jangan sampai ada yang bikin jus cabai --terong dan apa pun.

Yang hidup di kota, mulailah tanam sayur di pot-pot. Atau tanam sirih. Atau apa pun. Jangan tanam bunga. Pesta pengantin banyak yang ditunda. Salaman akad nikah pun sudah pakai perantara tali.

Pedagang asongan, kelilinglah membawa barang yang diperlukan saat ini: odol, sikat gigi, sabit, sanitasi, dan sebangsanya. Anda bisa menggantikan Indomaret dan Alfamart.

Pelayan-pelayan restoran bersatulah. Bikinlah usaha layanan kirim makanan, sayur, menu-menu makan lainnya. Buatlah paguyuban di setiap sektor hunian. Saatnya kini kalian jadi pengusaha: ada tim yang masak, ada tim yang posting di instagram, ada tim yang antar makanan.

Di Tiongkok selama Covid-19 terjadi perubahan besar-besaran. Konsumen berubah. Penuhilah keperluan perubahan itu.

Berhentilah bikin TikTok --kecuali memang kocak sekali. 

Tinggalkan HP di bawah ranjang selama 6 jam sehari --dengan pura-pura lupa.

Pokoknya move on.

Percayalah tidak ada lagi info tentang Covid yang baru. Atau yang lebih luas dari yang sudah Anda ketahui.

Menunggu angka baru berapa yang mati? 

Untuk apa? Apakah Anda menyamakan naiknya angka kematian dengan bertambahnya gol ke gawang Liverpool oleh Atletico Madrid?

Apakah Anda menganggap Covid-19 sama dengan Liga Champions yang skornya harus diikuti?

Mulailah tinggalkan depresi. Mulailah hidup gembira. Tung Desem Waringin saja terus bergembira di kamar perawatan Covid-19. 

Saya kutipkan prinsip hidup sehatnya. Termasuk di saat sakit hari-hati ini. ”Orang gembira tidak bisa khawatir. Orang khawatir tidak bisa gembira,” tulisnya di WA yang dikirim ke saya dari kamarnya di rumah sakit.

Sambil diopname itu Tung Desem --yang sering nyebar uang dari udara itu-- terus bernyanyi. Untuk dokter, untuk perawat, dan direkam juga di HP-nya untuk dikirim ke saya.

Dari pada lama menunggu lockdown --yang tidak datang itu --lebih baik move on.

Move on-lah dengan aman, cerdik, dan kreatif. Sedang untuk mengetahui berapakah skor yang mati ikuti saja sehari sekali.

Berhentilah depresi. Mulailah hidup baru yang lebih cerdas.

Rabu, 25 Maret 2020

OPINI : TUHAN mengajarkan melalui corona...!!!


Oleh : KH Mustofa Bisri

Vatikan sepi
Yerusalem sunyi
Tembok Ratapan dipagari
Paskah tak pasti
Ka'bah ditutup
Shalat Jumat dirumahkan
Umroh batal
Shalat Tarawih Ramadhan mungkin juga bakal sepi.

Corona datang
Seolah-olah membawa pesan bahwa ritual itu rapuh!
Bahwa "hura-hura" atas nama Tuhan itu semu
Bahwa simbol dan upacara itu banyak yang hanya menjadi topeng dan komoditi dagangan saja.

Ketika Corona datang,
Engkau dipaksa mencari Tuhan
Bukan di Basilika Santo Petrus
Bukan di Ka'bah.
Bukan di dalam gereja.
Bukan di masjid
Bukan di mimbar khotbah
Bukan di majels taklim
Bukan dalam misa Minggu
Bukan dalam sholat Jumat.

Melainkan,
Pada kesendirianmu
Pada mulutmu yang terkunci.
Pada hakikat yang senyap
Pada keheningan yang bermakna.

Corona mengajarimu,
Tuhan itu bukan (melulu) pada keramaian
Tuhan itu bukan (melulu) pada ritual
Tuhan itu ada pada jalan keputus-asaanmu dengan dunia yang berpenyakit.

Corona memurnikan agama
Bahwa tak ada yang boleh tersisa.
Kecuali Tuhan itu sendiri!
Tidak ada lagi indoktrinasi yang menjajah nalar.
Tidak ada lagi sorak sorai memperdagangkan nama Tuhan.

Datangi, temui dan kenali DIA di dalam relung jiwa dan hati nuranimu sendiri.
Temukan Dia di saat yang teduh dimana engkau hanya sendiri bersamaNya.

Sesungguhnya Kerajaan Tuhan ada dalam dirimu.
Qalbun mukmin baitullah.
Hati orang yang beriman adalah rumah Tuhan.

Biarlah hanya Tuhan yang ada.
Biarlah hanya nuranimu yang bicara.
Biarlah para pedagang, makelar, politikus dan para penjual agama disadarkan oleh Tuhan melalui kejadian ini.
Semoga kita bisa belajar dan mengambil hikmah dari kejadian ini.

____
Surabaya. 22 Maret 2020 ikhtiar dan bermunajat

Jumat, 20 Maret 2020

OPINI : KEHILANGAN HAKIKI

Ketika kita mendengar kata: "kehilangan", maka pemikiran kita langsung tertuju pada seseorang yang sedang kehilangan benda, atau uang, atau mungkin kehilangan orang yang sangat dicintainya.
Benarkah bahwa hanya semua inilah kehilangan itu?.

Sadarkah kita bahwa kehilangan yang paling menyakitkan ialah ketika seseorang kehilangan dirinya sendiri.
Maaf.
Bukan kematian yang dimaksudkan.
Kehilangan hakiki yang paling menyakitkan ialah: Kehilangan hakekat diri.

Banyak orang yang telah kehilangan sifat sifatnya yang mulia, yang pernah mereka miliki.
Mereka yang kehilangan idealisme dalam perjuangan hidup ini. 
Mereka yang telah mengubah haluan hidupnya, dari Jalan Allah, ke jalan si Fulan.
Mereka yang kehilangan kejujuran mereka dalam bergaul dengan orang lain. 
Mereka yang tidak lagi setia kepada para guru yang dulu, teman yang dulu, karena telah mendapatkan guru baru dan teman baru.
Mereka yang tidak lagi menilai orang lain dari akhlak mulia dan keshalehan mereka, tapi menilai orang lain dari harta, kedudukan dan pengaruh mereka.
Merekalah orang orang kehilangan. Bahkan, sesungguhnya merekalah orang orang yang hilang.

Ketahuilah bahwa waktu yang terlewatkan tanpa manfaat, itulah waktu yang hilang sia sia.
Pertemuan yang tak ada dzikir padanya, itulah waktu yang hilang percuma.
Harta yang tidak digunakan dalam ketaatan kepada Allah, itulah harta yang hilang tak berguna.
Amal ibadah yang tidak dibarengi dengan ucapan dalam hati keinginan untuk mendapatkan kebaikan dari Allah, itulah amal ibadah yang hilang tak berpahala.

Tilawah Al-Qur'an yang sewajibnya rutin setiap hari lalu ditinggalkan atau dikurangi kadarnya, itulah kehilangan hakiki.
Menit menit yang berlalu tanpa Tasbih, Tahmid, Tahlil, Takbir, Istighfar, Shalawat, Hawqalah, itulah kehilangan yang sebenarnya.
Ibadah shalat yang tidak menguatkan jiwa karena tidak khusyu', itulah kehilangan yang sesungguhnya.
Do'a yang tidak terasa nikmatnya karena tidak khusyu', itulah kehilangan yang besar.
Interaksi dengan media sosial dengan semua jenisnya, tanpa mendapat ilmu, tanpa menyebarkan kebaikan; dan atau hanya dosa dan kelalaian, itulah kehilangan kesadaran.
Seringkali lupa mengucapkan dalam hati niat Ikhlas selalu, itulah kehilangan yang nyata.

Melupakan Surah Surah dari Al-Qur'an yang pernah dihafal, itulah kehilangan yang sangat besar.
Usia berjalan dan semakin pendek, dengan kehilangan kehilangan besar yang sangat banyak. Inilah kerugian yang sebenarnya.
ASTAGHFIRULLAHAL 'AZHIIM.

Kerugian apa yang kita sedihkan?.
Kehilangan apa yang kita risaukan?.
Kekurangan apa yang kita galaukan?.
Bukankah yang hilang itu -pada banyak orang- ialah diri mereka sendiri?.
Bukankah banyak orang telah kehilangan diri mereka sendiri?.

Kehilangan terbesar dan terdahsyat ialah kehilangan amal kebaikan di padang mahsyar nanti.

Karena itu, kita saling menasehati untuk tidak banyak bersedih atas kehilangan benda, materi, uang, kedudukan, peluang duniawi, yang tidak berkaitan dengan kehilangan Ukhrawi sedikitpun.
Marilah kita menangisi kehilangan usia kita yang tidak diisi dengan amal ibadah, tanaman dan tabungan kita untuk Akhirat kita nanti.

Semakin sering kita bersedih atas kehilangan yang bersifat duniawi, sesering itu pula kita tidak bersedih atas kehilangan yang bersifat Ukhrawi.

Semakin tinggi cinta kita kepada Akhirat, niscaya semakin rendah cinta kita kepada dunia.

Alangkah ruginya orang yang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan tingkatan yang lebih tinggi di Syurga.
Semoga Allah melindungi kita semua dari kehilangan nama kita dalam daftar penghuni Syurga Firdaus nanti. Aamiin.

Semoga kita tidak kehilangan semangat untuk menyebarkan renungan dan nasehat kebaikan, karena menunda kebaikan seringkali berarti tidak jadi.

KEEP MOVING FORWARD guys...

Senin, 24 Februari 2020

KUNJUNGAN KE RENCANA LOKASI II PT JAYA BERSAMA SAHABAT


Hi JBS  guys…

Senin, tanggal 23 Februari 2020 sekitar pukul 08:15 waktu Morombo dan sekitarnya, dipimpin oleh Bapak La Ode Sahrulan (Direktur Utama PT Jaya Bersama Sahabat), Tim bergerak menuju Rencana Lokasi II PT Jaya Bersama Sahabat di wilayah IUP WMB.

Jarak tempuh gak terlalu jauh karena melalui jalan pintas yang langsung tembus ke lokasi II tersebut. Tiba di lokasi disambut dengan cuaca yang amat bersahabat, nggak panas dan cenderung agak mendung.

Kunjungan dimulai pada sisi Timur dari lokasi IUP. Tampak disisi ini adanya bukaan tanah yang dilakukan oleh entah siapa yang kesannya terburu-buru. Mengapa? Karena jika dilakukan oleh penambang sejati, tidak akan seurakan dan kacau begitu. Banyak meninggalkan lubang disana-sini, dan ditinggalkan begitu saja tanpa perencanaan.

Perjalanan lalu dilanjutkan pada sisi lain, juga tampak hal dan kondisi yang sama. Lubang bekas galian disana sini dan kesannya ugal-ugalan. Sisi terbaiknya adalah PT JBS telah dibantu untuk mengurangi OB sehingga kelak SR tidak terlalu besar lagi.

Peninjauan dilanjutkan ke sisi Utara, yang merupakan sisi depan dari lokasi II yang dimaksud. Kali ini mata dimanjakan dengan pemandangan indah kearah pantai, rasa penat dan letih pun sirna seketika. Luluh Bersama semilir angin sepoi-sepoi dari arah pantai yang berbaur dengan udara segar dari arah pegunungan.


Setelah Tim berkeliling melihat beberapa titik, perjalanan pun berakhir dan kembali ke Mess Morombo. Mari kita doakan ya guys, semoga rencana-rencana pengembangan yang digagas oleh Manajemen dan BOD PT JBS dapat terlaksana dengan kendala yang seminimal mungkin.

Penulis yakin, dengan kebersamaan yang senantiasa terjalin sangat baik selama ini semua harapan dan asa bukanlah hal yang mustahil untuk dapat terlaksana.


Keep moving forward ya guys…

Selasa, 18 Februari 2020

OPINI : BELAJAR DARI FILM AMERICAN FACTORY

Oleh :
Denny Siregar
Baru saja saya menonton film dokumenter berjudul "American Factory".

Film ini berkisah tentang nasib para pegawai General Motors yang nganggur karena pabriknya tutup. Puluhan ribu jumlahnya. GM tutup karena merugi. 

Pabrik kemudian dibeli oleh perusahaan pembuat kaca mobil dari China, bernama Fuyao inc. Harapan baru muncul karena ada investasi asing masuk dengan nilai 500 juta dollar. Tenaga kerja di Amerika pun kembali terserap.

Tapi disinilah masalahnya. Ternyata kultur kerja orang Amerika dan China sangat berbeda..

China menganggap orang Amerika terlalu santai bekerja, tidak memenuhi standar, banyak libur, penuntut dan pengeluh. Dan satu yang membuat China kesal adalah serikat pekerja yang merecoki perusahaan.

CEO Fuyao lalu mengajak beberapa orang eksekutif dari Amerika ke China. Disana dia diperlihatkan bagaimana orang China bekerja.

Disana, satu pekerja China bisa menghandle pekerjaan yang dilakukan dua orang Amerika. Mereka bekerja seperti tentara sedang perang. 

Pekerja China sengaja didatangkan dari jauh, tidak dari sekitar pabrik. Itu supaya mereka tidak terganggu masalah keluarga sakit, ada yang nikah, atau orangtua pengen ketemu yang menyebabkan pekerja China harus ambil cuti.

Pekerja China hanya libur seminggu sekali dan pulang kampung setahun sekali. Selebihnya mereka kerja, menjaga perusahaan tidak rugi karena kalau perusahaan bangkrut, mereka dan keluarga mereka tidak makan.

Pekerja Amerika ternyata mirip dengan pekerja Indonesia. Cuti dan liburnya banyak, pengeluh, penuntut, kualitasnya rendah, dan lebih sibuk gabung dengan serikat pekerja yang mempolitisasi mereka.

Inilah yang membuat China agak malas investasi di Indonesia. Belum UMR yang tinggi, yang tidak sesuai dengan tingginya kinerja. Mau tidak mau China harus jadi rujukan investasi, karena mereka sekarang sedang punya uang. Mau masukin pekerja dari China, entar dituduh Chinaisasi.

Karena itulah, untuk menarik investasi asing - khususnya China - disini, pemerintah sedang menyiapkan RUU Omnibus Law khusus lapangan kerja. Dalam RUU itu, pemerintah akan menghapuskan "cuti khusus" yang biasanya mengganggu investor.

Cuti khusus ini biasanya dinikmati pekerja Indonesia, mulai dari izin tak masuk haid hari pertama, menikah, menikahkan anak membaptis anak, istri keguguran, sampe cuti kalo ada keluarga yang meninggal dunia.

Belum kalau ada kegiatan keagamaan..

Kebanyakan cuti khusus, pekerjaan jadi lamban. Dan yang namanya investor tidak mau rugi. Daripada investasi di Indonesia yang sibuk dengan serikat pekerja yang selalu menuntut ini itu, mendingan mereka buka di Vietnam atau Thailand.

Bagaimana seandainya serikat pekerja menolak RUU Omnibus Law khusus pekerja itu ?

Film American Factory yang baru saja menang Oscar dan dikerjakan oleh Barrack Obama itu, punya jawaban. China akhirnya mau investasi asal mereka boleh mengganti pekerja dengan robot, yang menurut mereka lebih punya standarisasi lebih jelas dan tidak ribut.

Yang rugi akhirnya para pekerja yang sering nuntut itu. Mereka kembali menganggur dan bertahan hidup dari musim dingin yang ganas. Ya gimana bisa kerja, ga ada perusahaan yang mau rugi karena sibuk memikirkan keinginan pegawainya.

Film American Factory meski lokasinya terjadi di Amerika, bisa jadi adalah wajah Indonesia ke depan kalau kita tidak segera memperbaiki apa yang sudah terjadi..


Keep spirit and Still Moving Forward guys...

Senin, 17 Februari 2020

KISAH : SAHABAT adalah (seperti) SAUDARA sendiri

Mus’ab bin Umair berjalan di muka masjid mengenakan pakaian yang sarat tambalan. Di masjid, Rasulullah dan para sahabat melihat. Badan Mus’ab terlihat lebih kurus dibandingkan sebelumnya. Air mata Rasul menggenang di pelupuk matanya, membayangkan penderitaan yang dialami sahabatnya itu.

Rasul tahu persis kehidupan Mus’ab pada masa lalu. Ketika belum memeluk Islam, Mus’ab tinggal bersama orang tuanya dengan gelimang harta dan diselimuti kehidupan yang menyenangkan. Makanan dan minuman enak selalu tersaji dan hiasan mewah dengan harga selangit melekat pada tubuhnya.

Namun demi kebenaran Islam, Mus’ab rela menanggalkan itu semua. Menggapai cinta Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah merasakan kepapaan yang dirasakan sahabatnya. Beliau berempati. Menurut Sopian Muhammad dalam Manajemen Cinta Sang Nabi, bagi Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya seperti saudaranya sendiri.

Muhammad selalu dekat dengan mereka dan sangat peka sehingga memahami serta merasakan kondisi yang dialami para sahabatnya itu. Kesedihan segera menghambur ke dalam lubuk hatinya pada saat menyaksikan atau mendengar sahabatnya tertimpa musibah. Air matanya mudah sekali mengalir.

Pada sebuah kesempatan, Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Rasul yang menangis karena sejumlah sahabatnya meninggal dunia di medan jihad. Wahai Rasulullah, engkau menangis? Beliau menjawab, Ini adalah rasa kasih sayang yang Allah SWT letakkan di hati hamba-hamba-Nya.

Hamba-hamba yang dikasihi Allah, jelas dia, hanyalah mereka yang mempunyai rasa kasih sayang. Demikian kisah dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari. Menilik hal ini, cendekiawan Muslim Ibnul Qayyim mengatakan, jiwa yang mulia tak rela terhadap kezaliman, kekejian, dan khianat.

Empati yang diungkapkan Rasul dalam interaksi dengan para sahabatnya mengesankan mereka. Sahabat-sahabat bahkan mengambil pelajaran dan mempraktikkan sifat mulia itu dalam kehidupannya. Mereka ikut merasakan kepedihan dan sukacita yang dirasakan orang lain. Lebih dari itu, siap berkorban.

Abu Sufyan memberi tawaran untuk Zaid bin Datsinah sebelum nyawanya melayang. Zaid, sukakah kau kalau Muhammad menggantikan posisimu, sedangkan kau berada di tengah keluargamu? Dengan tegas, ia menukas, Demi Allah, aku tidak akan rela kalau Muhammad tertusuk duri di tempatnya sekarang, sedang aku berada di tengah keluargaku.

Mendengar jawaban itu, Abu Sufyan mengatakan, dia tidak mengetahui ada cinta yang mungkin melebihi kecintaan sahabat Muhammad terhadap dirinya. Dalam peristiwa lain, Bilal tak gentar menghadapi ajal. Ia mengungkapkan kegembiraan di tengah kesedihan istrinya menghadapi keadaan Bilal yang menghitung waktu menunggu kematian.

Sang istri mengatakan, alangkah sedih dirinya. Namun, Bilal berucap, Tidak, aku amat senang. Aku akan bertemu dengan Nabi Muhammad dan para sahabat. Mahmud al-Mishri dalam bukunya, Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW, ikut merasakan duka atau perasaan orang lain memiliki kedudukan agung.

Sikap ini berpengaruh dalam membina dan memantapkan hubungan antarsesama manusia, menumbuhkan tenggang rasa, dan menebarkan tali persaudaraan atas dasar cinta dan kasih sayang. Menurut al-Mishri, jangan sampai seorang Muslim membiarkan saudaranya berduka karena menghadapi sesuatu yang menyakitkan.

Sementara itu, Muslim tersebut bergembira tak menghiraukan penderitaan yang dirasakan saudaranya. Seorang Muslim akan merasa bahagia jika saudaranya bahagia, dan bersedih apabila saudaranya dirundung duka, katanya. Ini terjadi karena sesama Muslim itu adalah bersaudara.

Al-Mishri menyampaikan hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yaitu perumpamaan orang Mukmin dalam saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, sekujur badan akan turut merasakan dengan tidak bisa tidur dan demam.

Minggu, 16 Februari 2020

OPINI : ANTARA BENAR, MERASA PALING BENAR DAN MERASA PAHAM

TO THE POINT

Menjadi Benar itu penting, namun Merasa Paling Benar itu tidak baik. Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, bukan Merasa Benar.

Perbedaan Orang Benar dan Orang Yg Merasa Benar : 
Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adlh yg paling benar. Sebaliknya orang yg merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling benar.

Orang Benar, bisa menyadari kesalahannya. Sedangkan Orang Yang Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.

Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati. Tetapi Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung Tinggi Hati.

Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil. Orang Yg Merasa Benar, Hatinya Keras. Ia sulit untuk menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.

Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian. Orang Yg Merasa Benar : berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan/pedulikan perasaan orang lain.

Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang. Sedangkan orang yg Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit, dan yg sepemikiran dgnnya, atau mereka yg hanya sekedar ingin memanfaatkan dirinya.

Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.

Untuk mengerti BAHWA diri kita BENAR maka modal dasarnya adalah PAHAM ILMUNYA.

Untuk paham ilmu..maka harus teliti, cermat dan mengasah otak dengan keseriusan tinggi bukan hanya TERIMA SUDAH MASAK.

Ada berapa tingkatan bagaimana yang disebut PAHAM.

Perhatikan baik baik hal berikut :

" Tingkat terbawah dalam ilmu adalah paham. Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.

Tingkat ke dua terbawah adalah kurang paham. Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul pemahaman yang benar.

Naik setingkat lagi adalah mereka yang salah paham. Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah gagal paham. Gagal paham ini biasanya lebih karena kesombongan. Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya..."

"Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa gak terbalik ?"

Orang semakin paham akan semakin membumi. Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya. Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yang disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa kemana pun angin bertiup, sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.

"Jadi yang perlu diingat, akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu rendah. Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.."

"Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya.."

"Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. Jadi klu ada orang merasa sudah tau segalanya berarti tidak tau apa-apa. Dan seperti awal bahasan diatas bahwa jangan merasa yakin diri benar sedang ilmunya belum paham karena banyak hal yang belum di gali.

"Diatas langit masih ada langit"

jangan pernah tersirat secuil kesombongan dan riya dalam hati sedang masih banyak orang kita lihat seperti biasa namun ilmunya jauh lebih tinggi dan punya pengalaman luas yang tidak penah kita alami.
Jadi tetaplah mencermati apa yang disampaikan orang lain karena belum tentu kita mengerti dan kita pelajari dengan teliti.

" INTROSPEKSI DIRI LEBIH SERING AKAN LEBIH BAIK "

Senin, 03 Februari 2020

MANAJEMEN : SIKAP PROFESIONAL

Hi JBS guys...

Kita sudah sering mendengar orang menyebutkan judul diatas bukan? Tapi tau gak sih makna sesungguhnya dari judul diatas?
Memang banyak pendapat terkait dengan sikap profesional. Sikap profesional dianggap mandatory etika yang harus dimiliki oleh setiap insan yang mengaku memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja.

Yuk kita lihat lebih dalam...

Mungkin JBS guys pernah ke tempat service TV? Penulis juga pernah. Saat itu Penulis ke tempat service yang lokasinya tidak jauh dari rumah. Tiba disana disambut sama yang ahli servicenya. Tanya-tanya apa masalahnya, begitu disampaikan langsung menyebut jumlah biaya servicenya dan dimintakan biaya service didepan. Atau paling tidak ada DP atas biaya yang dibebankan tersebut. Ini kondisi pertama.

Pada kondisi ke-dua, Penulis pernah membawa barang elektronik lainnya untuk service di Service Centre khusus yang menangani merek barang elektronik tersebut. Begitu tiba dilayani oleh staff bagian pendaftaran, ditanyakan masalah terkait barang elektronik tersebut trus dicatat, semua kondisi saat masuk juga dicatat secara detail. Lalu dibuatkan tandaterima dan disampaikan akan dihubungi untuk disampaikan kerusakan, penyebab kerusakan, saran tindakan dan estimasi biaya. Penulis setuju, lalu pulang meninggalkan tempat.

Nah, dari 2 kondisi di atas yang mana menurut JBS guys menerapkan sikap profesional?

Dari 2 kondisi itu sudah dapat kita simpulkan bahwa sikap profesional itu mendahulukan kan Kewajiban sebelum Hak. Melaksanakan pekerjaannya secara berhati-hati dan menerapkan zero tolerance terhadap mistaken. Menjadikan keahliannya untuk melayani dengan baik seluruh pihak yang berhubungan dan membutuhkan keahliannya. Serta bergabung dengan asosiasi profesi terkait dengan keahliannya untuk senantiasa meningkatkan skill nya, karena dia percaya bahwa hanya pihak yang memiliki keahlian yang sama yang dapat menilai kadar skill yang dimilikinya.

Ya begitulah JBS guys. Sekarang kita bisa menilai seseorang itu profesional atau tidak, dengan cara mengamati apakah dia menerapkan hal-hal tersebut diatas secara keseluruhannya.








Keep to moving forward and BE PROFESSIONAL ya guys....



Jumat, 24 Januari 2020

WAWASAN : YOLD

Kehidupan selalu bergerak dan berubah tidak terduga. Sekarang ini ada satu istilah/ singkatan baru yang menarik, YOLD, kependekan dari “Young Old”. Sebutan itu adalah bagi mereka yang berusia antara 65 dan 75 tahun yang masih memiliki karakteristik anak muda.
Mereka adalah angkatan dari periode “baby boom” pasca Perang Dunia II (1946-1965), yang diperkirakan sudah banyak yang menjalani masa pensiun sekarang.

Kenyataannya tidak begitu, saat ini baby boomer terus bekerja dan tetap terlibat secara sosial dan jumlahnya menjadi ebih banyak, lebih sehat, dan lebih kaya dari generasi warga lansia sebelumnya.

Dengan populasi baby boomer  mencapai 134 juta di negara maju pada tahun ini, 2020 akan menandai awal dekade "Yold."

Yold juga menentang penurunan kesehatan. Menurut WHO, di negara-negara maju antara tahun 2000-2015 mereka memiliki 3,7 tahun peningkatan harapan hidup dan 3,2 tahun dinikmati dalam "kesehatan yang baik."

Kecenderungan bagi kaum Yold untuk terus bekerja telah meningkat pesat sejak 2016, lebih dari seperlima orang berusia 65-69 masih bekerja di negara-negara maju.
 Sebuah penelitian di Jerman menyatakan bahwa semangat untuk terus exist dan bekerja ini yang membantu baby boomer itu tetap kuat.
 Studi ini menunjukan bahwa orang yang tetap bekerja setelah usia pensiun berhasil memperlambat penurunan potensi intelektual/kognitif yang biasanya terjadi pada orang tua. 

Kebangkitan Yold ini ternyata cukup berpengaruh pada pasar konsumen, layanan dan keuangan.
Misalnya, mereka mengubah sektor pendidikan.  Pada saat ini, Harvard memiliki lebih banyak siswa di Divisi untuk Pendidikan Berkelanjutan daripada di universitas itu sendiri.  Divisi ini difokuskan pada siswa dewasa dan pensiunan yang ingin melanjutkan pendidikan mereka di tahap selanjutnya dari kehidupan mereka.

 Yold juga menantang norma sosial yang sudah ada sebelumnya.
 "Sementara banyak bos dan departemen SDM berpikir produktivitas menurun seiring bertambahnya usia, sebuah studi di pabrik pembuatan truk dan perusahaan asuransi di Jerman menunjukkan bahwa, pekerja yang lebih tua memiliki, paling tidak produktivitas sedikit di atas rata-rata dan bahwa tim pekerja dari berbagai generasi adalah yang paling produktif dari semua, "lapor The Economist.

 Sementara itu, masyarakat juga akan lebih baik dengan Yold yang tidak pensiun, karena pengeluaran publik untuk kesehatan dan pensiun akan tetap jauh lebih rendah dari yang diharapkan, karena orang yang terus bekerja akan membutuhkan perawatan medis yang relatif lebih sedikit.

Yold yang tetap aktif, juga berkontribusi terhadap ekonomi global secara keseluruhan.  Menurut Economist, mereka yg saat ini berusia lebih dari 60-an adalah salah satu kelompok pelanggan yang jumlahnya dengan cepat terus membesar pada bisnis penerbangan dan industri pariwisata karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu  bepergian ke luar negri , dibandingkan dengan orang yang lebih muda.

Para baby boomer ini, yang berkedok sebagai Yold, bisa jadi akan dapat mengubah dunia, seperti yang telah mereka lakukan beberapa kali sebelumnya di berbagai tahap kehidupan mereka.

Ternyata memang “Pengalaman adalah guru terbaik,” karena bukan saja bicara tentang belajar lebih lama dan lebih banyak tapi juga tentang melihat, menganalisa, merencanakan, melaksanakan dan menilai dengan lebih baik dan BIJAK.”

JadI, kesimpulannya untuk hidup lebih sehat dan bahagia, para lansia harus tetap beredar, gaul, tetap gaya dan aktif, tidak berhenti belajar serta mengembangkan diri agar tetap bermanfaat bagi lingkungan, keluarga atau paling tidak bagi diri sendiri.

Aging is a privilege. You are never too old to set another goal or to dream anorher dream. (C.S. Lewis)

Rabu, 22 Januari 2020

KISAH : Garis Pendek vs Garis Panjang

Seorang Guru membuat garis sepanjang 1m di papan tulis, lalu berkata :  "Anak2, coba perpendek garis ini!" 

Anak pertama maju ke depan, ia menghapus 20 cm dari garis itu menjadi 80 cm. 
Pak Guru mempersilakan anak ke 2. Ia pun melakukan hal yang sama, sekarang garisnya tinggal 60 cm. Anak ke 3 & ke 4 pun maju kedepan melakukan hal yang sama, hingga garis itu tinggal 20 cm.

Terakhir, seorang anak yang bijak maju kedepan. Ia tidak mengurangi garis yang sudah tinggal 20 cm, namun membuat garis baru sepanjang 120 cm, lebih panjang dari garis yang pertama. 

Sang Guru menepuk bahunya, "Kamu memang bijak, untuk membuat garis itu menjadi pendek, tak perlu menghapusnya, cukup membuat garis lain yang lebih panjang, maka garis pertama akan menjadi lebih pendek dengan sendirinya."

Untuk menjadi yang terbaik tak perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan pihak lain. Cukup lakukan kebaikan yang lebih baik secara konsisten.

Biarkan waktu yang akan membuktikan kualitas kita. "Permata akan tetap bersinar meskipun terpendam dalam lumpur yang gelap pekat."

"Majulah Tanpa Menyingkirkan, Naiklah Tinggi Tanpa Menjatuhkan, Jadilah Baik Tanpa Harus Menjelekkan dan Jadilah Benar Tanpa Harus Menyalahkan Orang Lain"


Keep moving forward guys....

Kamis, 16 Januari 2020

KISAH : 2 Orang Mahasiswa

Pada tahun 1892 di Stanford University, USA
Seorang mahasiswa muda berusia 18 tahun sedang berjuang membayar biaya kuliahnya.
Dia seorang yatim piatu, dan tidak tahu ke mana harus mendapatkan uang.
Akhirnya dia dapat ide yang cemerlang.
Bersama seorang temannya, ia memutuskan untuk menggelar konser musik di kampus guna mengumpulkan uang untuk biaya pendidikan mereka.

Ignacy J. Paderewski
Konser itu mereka adakan dengan mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewski.
Manajer sang pianis  meminta biaya sebesar $ 2.000 untuk konser piano.
Sebuah kesepakatan pun terjadi.
Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses.
Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University.

Tapi sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target.

Total tiket yang terjual hanya $ 1,600.

Keduanya kecewa,

Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan mereka.

Mereka memberikan seluruh uang $1,600, ditambah dengan cek sebesar $ 400 untuk menggenapkan honor Paderewski yang sebelumnya telah disepakati  sebesar $2,000.
Kedua mahasiswa tersebut berjanji untuk segera melunasi cek itu cepatnya.

"Tidak" kata Paderewski. 

"Aku tidak dapat menerima." Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kepada kedua mahasiswa, "Ini uang $1,600 kalian ambil. Gunakanlah untuk biaya kuliah kalian."

"Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu kalian bayar !" 
Kedua mahasiswa  terkejut, dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Bagi Paderewski, yang dilakukannya adalah tindak kebaikan yang kecil.
Tapi jelas itu menunjukkan bahwa Paderewski seorang manusia yang besar.

Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa tersebut yang bahkan dia tidak kenal sama sekali.? 

Kita semua juga sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita.

Dan kebanyakan dari kita hanya berpikir "Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?"

Kalau seseorang itu benar-benar baik dan bijak, dia akan berpikir, "Jika saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi dengan mereka?".

Orang-orang yang baik dan bijak tidak akan melakukannya dengan mengharapkan balasan.

Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yang benar yang harus dilakukan.

Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia.

Dia seorang pemimpin yang besar, tapi sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan.

Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya, dan tidak ada uang untuk memberi makan mereka.
Paderewski tidak tahu ke mana harus berpaling untuk minta bantuan.

Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan.

Herbert Hoover
Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju utk membantu dan cepat dikirim berton-ton bahan makanan untuk rakyat Polandia yang kelaparan. 

Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari.
Paderewski lega.

Dia memutuskan untuk pergi bertemu dengan Hoover secara pribadi guna berterima kasih kepadanya.
Ketika Paderewski mengucapkan terima kasih kepada Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata, "Anda tidak harus berterima kasih kepada saya, Pak Perdana Menteri."
"Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya." 
"Beberapa tahun yg lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka...."

JBS guys,  Dunia adalah tempat yg indah.
Apa yang terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yang telah kita lakukan. Dunia adalah tempat bagi kita untuk mengumpulkan bekal saat menghadap-Nya kelak.

Pada saat kita ada kesempatan untuk membantu sesama, JUST DO IT !!!

1). Jangan pernah menghitung-hitung dan mengharapkan balas budi.

2). Kita tidak perlu tahu dari mana dan dengan cara apa balasan itu akan datang kepada kita.


Keep the spirit for moving forward ya guys...


Selasa, 14 Januari 2020

KISAH : Professor Vs Mahasiswa

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?
Apakah kejahatan itu ada?
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan?

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, ‘Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?’.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, ‘Betul, Dia yang menciptakan semuanya’.

‘Tuhan menciptakan semuanya?’

Tanya professor sekali lagi.

‘Ya, Pak, semuanya’ kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, ‘Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.’

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, ‘Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?’

‘Tentu saja,’ jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, ‘Profesor, apakah dingin itu ada?’ ‘Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?’ Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, ‘Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata ‘dingin’ untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, ‘Profesor, apakah gelap itu ada?’

Profesor itu menjawab, ‘Tentu saja itu ada.’

Mahasiswa itu menjawab, ‘Sekali lagi anda salah Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut.

Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.’

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, ‘Profesor, apakah kejahatan itu ada?’

Dengan bimbang professor itu menjawab, ‘Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.’

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, ‘Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, ‘kejahatan’ adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia.

Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.’

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

Minggu, 05 Januari 2020

OPINI : Renungan Awal Tahun 2020 M

Tidak ada 
"orang baik" 
yang tidak punya 
"masa lalu",

Dan tidak ada 
"orang  jahat" 
yang tidak punya 
"masa depan".

Setiap orang memiliki 
"kesempatan" 
yang sama untuk 
"berubah menjadi lebih baik".

Bagaimanapun masa lalunya dahulu, sekelam apa lingkungannya dulu, dan seburuk apa perangainya di masa lampau..

Berilah kesempatan seseorang untuk 
"berubah".

Karena, 
"seseorang yang hampir membunuh Rasul pun" 
kini berbaring di sebelah makam beliau. : 
"Umar bin Khattab".

Jangan melihat seseorang dari masa lalunya.. 
"Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun" 
akhirnya menjadi pedang-nya 
Allah: 
"Khalid bin Walid"

Jangan memandang seseorang dari 
"status" dan "hartanya", 
karena 
sepatu emas "fir'aun" berada di neraka, 
sedangkan 
terompah "Bilal bin rabah" terdengar di syurga.

Intinya,

Jangan memandang 
"remeh" 
seseorang karena 
"masa lalu" 
dan 
"lingkungannya", 
karena 
bunga teratai 
tetap 
mekar cantik 
meski tinggal di air yang kotor.

Maka untuk jadi 
"hebat" 
yang diperlukan adalah 
"kuatnya tekad".

Tak perlu pusingkan masa lalu, 
tak perlu malu dengan tempat asalmu. 

Jika kau mau,
Kau bisa menjadi laksana 
bunga teratai
yang tinggal di air yang kotor namun tetap mekar mengagumkan.

"Berubah" 
dan 
"bangkit" 
jauh lebih 
"indah" 
dari pada 
"diam" 
dan hanya "bermimpi" 
tanpa melakukan tindakan apapun.

INGATLAH !!!

Jika semua yang kita 
"kehendaki" 
terus kita 
"miliki", 
dari mana kita belajar "Ikhlas"...?

Jika semua yang kita 
"impikan" 
segera 
"terwujud", 
darimana kita belajar 
"Sabar"...

Jika setiap 
"do’a" 
kita terus 
"dikabulkan", 
bagaimana kita dapat belajar 
"Ikhtiar"...

Seorang yang dekat dengan 
"Allah", 
bukan berarti tidak ada 
"air mata"...

Seorang yang tekun 
"berdo’a", 
bukan berarti tidak ada 
"masa² sulit"...

Biarlah 
"Sang Penyelenggara Hidup" 
yang berdaulat sepenuhnya atas kita, 
karena hanya 
"Dia-lah ALLAH SWT" 
yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang 
"Terbaik"..

Tetap 
"SEMANGAT"…
Tetap 
"SABAR"…
Tetap 
"IKHLAS"…
Tetap 
"SYUKUR"...
Tetap 
"BERDOA"...
Karena kamu sedang kuliah di UNIVERSITAS KEHIDUPAN...

Orang yang 
"Hebat" 
tidak dihasilkan melalui 
"Kemudahan", 
"Kesenangan", 
dan 
"Kenyamanan"...

Mereka dibentuk melalui 
KESUKARAN, 
TANTANGAN, 
HINAAN, 
dan bahkan 
AIR MATA..

Gantungkan hidup kita sepenuhnya hanya kepada 
ALLAH AZZA WA JALLA
Serta Kebenaran & Memperbaiki Diri Kita

Semoga jadi renungan kita bersama di tahun 2020 ini...

Jumat, 03 Januari 2020

OPINI : TRANSFORMER

Istilah Transformer saat ini banyak digunakan untuk menggambarkan terjadinya perubahan yang sangat drastis. 100 Tahun yang lalu terjadi perubahan dari era Agraris ke era Industri 1.0, banyak pengusaha kuda tutup karena industri otomotif.

Sekarang terjadi perubahan kembali ke Era Industri 4.0

30 tahun lalu, Surat Kabar Sinar Harapan dan Kompas,  majalah Intisari- si Kuncung - Bobo, Radio RRI dan televisi TVRI - SCTV - RCTI - TPI  adalah media informasi paling efektif. 
Namun, fakta hari ini, mereka tergerus oleh YouTube, Facebook, Twitter, dan media mainstream lainnya.

30 tahun yang lalu, kita belajar mengerjakan PR dengan mencari buku dan teman, sekarang dengan aplikasi internet, semua tersedia.

30 tahun yang lalu gerai Toko NAM - SHIOLA - SARINAH - BATIK KERIS - GORO -  CONTINENTAL - YAO HAN - POJOK BUSANA - HERO -MATAHARi - MAKRO -  RAMAYANA -  CARREFOUR adalah raja dunia Retail. 
Fakta hari ini, banyak gerai mereka  tutup dan tergantikan oleh BUKALAPAK, BERNIAGA.com, OLX, BLIBI, LAZADA,  ALIBABA,  Tokopedia, Shopee dan lain-lain.

10 tahun yang lalu, Supir Taxi dan  OJEK adalah profesi yg dipandang sebelah mata. 
Fakta hari ini, Taxi-Ojek, banyak yg S1 bahkan S2, dengan sistem online via GRAB  dan GOJEK.

10 tahun lalu, dunia investasi hanyalah milik orang kaya, orang banyak duit.
Fakta hari ini, dengan Rp.500.000 setiap orang, bisa membeli OBLIGASI dan  Reksadana Saham.

10 tahun yang lalu, jika Anda tidak terbuka pada perubahan jaman, maka hari ini Anda adalah orang yang tergilas oleh jaman. 
Dan jika hari ini pun Anda tidak terbuka oleh informasi dan perubahan, Percayalah 10 tahun yang akan datang, Anda adalah orang orang yang merugi dan ketinggalan.

Perubahan dan inovasi tidak akan pernah berhenti meski Anda berkeras untuk tidak ikut berubah.

Begitu juga BISNIS...

Jika sekarang Anda masih nyaman kerja di perusahaan, kantor, Bank dll, percayalah 10 tahun lagi bahkan kantor Bank pun mungkin sudah tidak ada karyawannya karena tergantikan oleh Fintech, aplikasi Alipay atau Digital Marketing Online lainnya. 

5-10 tahun yang akan datang, setiap orang yang mempunyai kamar kosong bisa punya Hotel sendiri karena bisa disewakan secara online.

5-10 tahun yang akan datang, tele office dan teleworker akan menjamur dan orang senang bekerja di rumahnya atau kantor dekat rumahnya untuk menghindari macet.

5-10 tahun yang akan datang, sekolah  sesuai dengan permintaan tenaga kerja, kurikulum berbasis kebutuhan industri, banyak Universitas tutup karena jurusannya tidak sesuai. Sekarang banyak Hotel mendirikan Universitas Perhotelan,  Rumah Sakit membuka Universitas Keperawatan - Kedokteran, 
Orang hanya belajar fokus pada yang menjadi passion nya.

Sekarang dan masa yang akan datang sudah terjadi perubahan shifting perputaran uang 

Sekarang banyak mengatakan omzet turun perputaran uang turun , tapi ternyata banyak pelaku bisnis online yang mengatakan sekarang sedang ramai ramainya ditandai dengan makin maraknya usaha jasa pengiriman

5-10 tahun yang akan datang, Anda mau jadi apa ? Dimana ? Sama siapa?

Siapa yang tidak MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MASA DEPAN adalah orang yang tidak punya MASA DEPAN .